12/22/2015

Mesin ATM Bank Pundi Masuk Jaringan Asian Payment Network

Saliagu - PT Bank Pundi Indonesia Tbk memperluas layanan perbankan untuk memberikan kenyamanan kepada nasabah. Perluasan layanan tersebut berupa bisa digunakannya mesin Automated teller Machine (ATM) Bank Pundi untuk nasabah nasabah bank-bank dari Malaysia, Thailand, dan Korea yang tergabung dalam jaringan Asian Payment Network (APN).

Bank Pundi

Direktur Operation Bank Pundi Maximianus P. Djiwanto mengatakan, Bank Pundi telah menjalin kerja sama dengan PT Rintis Sejahtera yang merupakan perusahaan penyedia layanan switching ATM. Rintis Sejahtera selama ini telah memiliki kerja sama dengan Malaysian Exchange Payment System (MEPS), Interbank Transaction Management and Exchange (ITMX) Thailand dan Korea Financial Telecommunications and Clearings (KFTC) Korea.

Dengan kerja sama tersebut, memungkinkan kartu ATM nasabah bank-bank dari Malaysia, Thailand , dan Korea yang tergabung dalam jaringan tersebut dapat menggunakan mesin ATM Bank Pundi yang berjumlah 158 unit dan tersebar di berbagai cabang di seluruh Indonesia.

Mulai saat ini, 158 Mesin ATM Bank Pundi dapat di gunakan untuk tarik tunai dan cek saldo oleh nasabah bank di luar negeri yang memiliki Kartu ATM berlogo MEPS (Malaysia), ATM POOL (ITMX, Thailand), Union Pay (China) dan EXK (KFTC, Korea). "Kerja sama ini menunjukan bahwa Bank Pundi siap menyambut diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan negara Asia lainnya," jelasnya dalam keterangan tertulis, Selasa (22/12/2015).

"Nasabah Bank Pundi dapat menikmati kemudahan transaksi penarikan uang tunai, cek saldo dan transfer antar bank melalui terminal ATM yang tergabung dalam jaringan ATM Prima dengan jumlah mencapai lebih dari 88.000 ATM yang tersebar di seluruh Indonesia," lanjutnya.

Selain itu, nasabah Bank Pundi dapat pula menggunakan Kartu ATM Bank Pundi yang dimiliki sebagai kartu pembayaran secara debit (Debit Card) pada seluruh merchant berlogo Prima Debit.

Untuk diketahui, Bank Pundi merupakan salah satu bank nasional yang bergerak di sektor mikro dan usaha kecil menengah. Hingga akhir Maret 2015 kemarin, total aset perseroan mencapai Rp 7,9 triliun menurun jika dibanding posisi akhir 2014 sebesar Rp 9 triliun.

Total Kredit sebesar Rp 5,9 triliun sedikit menurun dibanding posisi akhir tahun 2014 sebesar Rp 6,5 triliun. Hal ini sebagai pengaruh dari kebijakan perusahaan untuk memperlambat pertumbuhan kredit guna mengantipasi kondisi pasar.