4/27/2016

Mahasiswa di Drop Out dari Kampus Adalah Sang Belut

Saliagu - Setelah menonton video klip "Beginilah Aku Kodong" dan mendengar penuturan lelaki kelahiran 1983 itu. Seketika saya teringat sebuah judul novel Eka Kurniawan "Lelaki Harimau". Tentang ihwal seseorang disematkan sifat atau gestur menyerupai harimau.
Ewin Belutz
Ewin Belutz
Meneladani sifat binatang bagi manusia bukanlah hal buruk. Manusia secara nyata hidup berdampingan dengan mahkluk hidup yang lain. Tentu, tidak semua sifat dan gestur binatang dapat diterima. Hanya tertentu saja untuk membangun ingatan asosiatif khalayak menyangkut apa yang sedang dibangun. Pesepakbola seperti Lionel Messi, umpamanya, ia digelari Si Kutu yang mengingatkan khalayak pada jenis seranggal kerdil yang lincah.

Bermula di tahun 2004, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni Universitas Negeri Makassar (UNM) yang waktu itu sedang menggelar sebuah kegiatan. Dikarenakan kegiatan sangat sepi maka panitia meminta seorang mahasiswa baru (Maba) tampil ke atas panggung. Diharapkan Maba tersebut mampu menarik perhatian mahasiswa yang lain.

Erwin Ilyas, sang Maba, tidak memiliki pilihan selain menunjukkan bakat yang dimilikinya. Erwin Ilyas menampilkan sebuah talenta bernyanyi sambil bergoyang, secara berangsur mahasiswa memadati area kegiatan tersebut sambil bertepuk tangan, mereka mengapresiasi penampilan si penyanyi yang sebagian besar tentu belum mengenal baik siapa gerangan dirinya.

“Begitu selesai kegiatan, panitia berterima kasih dan menganggap goyangan saya menyerupai belut. Lincah dan licin. Sejak saat itu teman-teman memanggil saya Ewin Belut,” tutur Erwin. Dengan lugas, Erwin, dalam video klip single Beginilah Aku Kodong sudah memakai nickname, Ewin Belutz, menceritakan tapak hidupnya merintis karier sebagai musisi. Ia memilih genre dangdut berancak disko karena corak vokalnya dirasa cocok.

Di ajang kontes dangdut KDI sesi 5 tahun 2008 silam. Ia berhasil mencapai 15 besar regional Makassar. Sayang, kuota yang ditetapkan panitia ke Jakarta hanya lima orang. Dan, Lelaki Belut ini tidak masuk rilis. “Tentu saya sedih sekaligus bangga. Sebab saya sudah mengeluarkan kemampuan yang kumiliki.” Kenangnya.

Ewin mulai bernyanyi di usia 20 an. Sebagai pemuda haus panggung. Ia selalu menerima tantangan teman-temannya jika dipinta menyumbangkan suara. “Mulanya memang, saya selalu menyumbang lagu jika ada hajatan pengantin yang menyewa organ tunggal sebagai hiburan”.

Dari sana ia lalu ditawari bergabung di Organ Tunggal Beringin. Sebelumnya sudah aktif di Orkes Dangdut Melati yang berdomisili di Kabupaten Gowa di tahun 2003 dan memeroleh pelatihan vocal dari Bunda Rannu, ibu kandung Syahdan, kontestan Dangdut Akademi Satu.

Sebelum kuliah di UNM mengambil jurusan Teknik Mesin, Ewin sudah malang melintang dari panggung ke panggung. Ia tertawa mengenang masa kulianya yang tak sempat diselesaikan karena keburu Droup Out (DO). “Hahahaha, jurusan saya di kampus tidak nyambung dengan karier menyanyi yang sedang kujalani. Keasyikan nyanyi dan lupa jadwal kampus. Akhirnya saya kena DO. Satu-satunya alasan mengapa saya sempat bertahan di kampus, karena saya aktif di UKM Seni di mana ada sedikit ruang mengaktualisasikan diri.”

Dunia Ewin tidak lepas dari hiburan. Di Fajar TV memandu program musik bertajuk Kelong-Kelong walau bertahan empat bulan saja. Ia juga dikontrak manajemen salah satu pusat perbelanjaan di Makassar, Makassar Town Square (MToS) selama dua tahun untuk menyanyi sekaligus mengisi Master of Ceremony (MC) jika ada kegiatan. Tapak itu dijalani penuh dedikasi dan belajar dunia Showbiz secara tidak langsung.

Di tahun 2013, Ewin Belutz mengeluarkan single Janda Muda (Jamu). Ia memilih kanal YouTube sebagai media mengenalkan vokalnya kepada khalayak. Barulah di tahun 2015, ia merilis single ciptaannya sendiri, Beginilah Aku Kodong. Dikelola dengan apik yang melibatkan profesional di bidangnya. Ewin juga turut menggarap tembang di album Pangkep Mencari Bakat Vol 1.

Di video klip diatas "Beginilah Aku Kodong", Ewin Belutz melibatkan Lydia Academy, Resa Saputra, Aidil, dan Sona sebagai model. Diiringi penari latar, Wen, Mina, Silva, Uya yang tergabung di Strungle Red Dancer. Petta Ijaz selaku produser dan Erna Caroline sebagai manajer. Ophie Angewa bersama Muhammad Ilham merekam akting mereka. Muhammad Fahmi dibantu Yundha Memey dan Imelda Cory mendokomentasikan. Video klip itu dapat digarap atas sponsor Muliadi Ghani dan Amelia Melce. Guna melengkapi sempurnanya penampilan pementas, Adhe Firanza dipilih memoles penampilan Ewin Belutz, model, dan grup dancer. Benteng Rotterdam, Anjungan Losari serta The Rans Cafe Pangkep digunakan lokasi pegambilan gambar.